Sabtu, 09 November 2019

(6) QS Al-An'am


QS Al-An’am, 6: 33
At Tirmidzi dan Al Hakim meriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib bahwasanya Abu Jahal berkata kepada Rasulullah saw., “Sungguh kami menyayangimu, wahai Muhammad, tapi kami membenci dan mendustakan apa yang kamu bawa itu.” Maka dari itu, turunlah ayat ini. (Lubabun Nuqul: 88)

QS Al-An’am, 6: 67
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Zaid bin Aslam, dia berkata, “Ketika ayat 65 turun, Rasulullah bersabda, ‘Janganlah sepeninggalku kalian kembali kufur, saling menumpahkan darah diantara kalian dengan pedang.’ Para sahabat berkata, ‘Kami bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan sungguh engkau adalah utusan Allah.’ Sebagian mereka berkata, ‘Hal ini tidak akan mungkin terjadi. Kami tidak akan saling membunuh satu sama lain, sedang kami masih menjadi orang-orang muslim.’ Lalu, turunlah ayat ini sebagai peringatan.” (Lubabun Nuqul: 90)

QS Al-An’am, 6: 71
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari As Saddi bahwasanya orang-orang musyrik berkata kepada kaum muslimin. “Ikutilah jalan kami dan tinggalkanlah ajaran Muhammad sebab ajaran Muhammad tidak sejalan dengan ajaran nenek moyang kita.” Kemudian, Allah menurunkan ayat 71 dan dua ayat sesudahnya. (Asbabun Nuzul, Studi Pendalaman Al Qur’an: 373 – 374)

QS Al-An’am, 6: 82
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan bahwasanya ayat ini turun berkenaan dengan seorang kafir yang pernah menyerang kelompok kaum muslimin. Dia berhasil membunuh seorang dari mereka kemudian menyerang dan membunuh satu orange lagi sampai terjadi tiga kali. Lantas, dia menghadap Rasulullah dan bertanya, “Adakah Islam bermanfaat bagiku?” Rasulullah menjawab, “Tentu.” Lalu, masuklah orang itu ke dalam agama Islam. Kemudian, dia mengambil kudanya dan pergi untuk membunuh teman-temannya yang kafir. Dia berhasil membunuh satu demi satu dari mereka sampai akhirnya dia sendiri terbunuh. Lalu, turunlah ayat ini. (Lubabun Nuqul: 90)

QS Al-An’am, 6: 93
Diriwayatkan dari Ikrimah bahwasanya ayat yang berbunyi, “Siapakah yang lebih zalim . . .” turun berkenaan dengan Musailamah Al Kazzab. Sementara itu, ayat, “Aku akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah” turun berkenaan dengan Abdullah bin Abu Sarh yang mencatat wahyu lalu mengubahnya. Dia sempat murtad dan bergabung dengan kaum Kafir Quraisy. (Lubabun Nuqul: 91) 

QS Al-An’am, 6: 118
Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At Tirmidzi dari Ibnu Abbas, dia berkata bahwa ada beberapa orang datang kepada Rasulullah saw. lalu mereka berkata, “Wahai Rasulullah, apakah kami diperbolehkan memakan apa yang kami bunuh dan tidak memakan apa yang kami bunuh dan tidak memakan apa yang tidak dibunuh oleh Allah (bangkai)?” Lalu, turunlah ayat 118 ini sebagai jawaban atas pertanyaan mereka. (Lubabun Nuqul: 91)

QS Al-An’am, 6: 122
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Adh Dhahak bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Umar bin Al Khatab dan Abu Jahal bin Hisyam. Rasulullah memohon kepada Allah agar keduanya diberi hidayah sehingga masuk Islam aga Islam semakin kuat. “Ya Allah, kuatkanlah agama Islam ini dengan masuknya Umar bin Al Khatab dan Ammar bin Hisyam (Abu Jahal bin Hisyam).” Kemudian, Allah menghidupkan Umar dalam Islam dan membiarkan Abu Jahal tetap dalam kesesatanny. Apa yang dimaksud dengan “Ibarat mayat yang dihidupkan” adalah masuk nya Umar ke dalam Islam, sedangkan yang dimaksud dengan “Orang yang tetap dalam kegelapan” adalah Abu Jahal. (Asbabun Nuzul, Studi Pendalam Al Qur’an: 387)

QS Al-An’am, 6: 141
Diriwayatkan Ibnu Jarir dari Ibnu Juraij, ayat ini diturunkah berkenaan dengan Tsabit bin Qais bin Syammas yang kebun kurmanya mengalami panen. Kemudian, dia berpesta pora dengan hasil panennya dan enggan membayar zakatnya. Selsesai pesta poranya, tidak tersisa sedikitpun kurma hasik panen dirumahnya. Ayat ini turun sebagai teguran dan larangan berbuat foya-foya dan menghindari kewajiban zakat. (Asbabun Nuzul, Studi Pendalaman Al Qur’an: 388)

QS Al-An’am, 6: 145
Diriwayatkan Ibnu Miradwaih dan Hakim dari Ibnu Abbas bahwa orang-orang jahiliah bisa mengharamkan sesuatu dan menghalalkan sesuatu tidak didukung dengan alas an yang kuat. Maka dari itu, turunlah ayat ini sebagai penjelasan bahwa apa yang dihalalkan Allah boleh dimakan dan apa yang dilarang haram untuk dimakan. (Asbabun Nuzul, Studi Pendalaman Al Qur’an: 389)

Sembarang