QS
Al-Hajj, 22: 1 – 2
Ibnu
Abi Hatim meriwayatkan dari Abu Malik. Berkaitan dengan ayat ini, dia berkata
bahwa ayat ini turun tentang An Nadlr bin Harts yang mendebat tanpa berdasarkan
ilmu. (Lubabun Nuqul: 143)
QS
Al-Hajj, 22: 19
Diriwayatkan
Al Bukhari, dari Muslim, dan yang lainnya dari Abu Dzar, senada dengan Al Hakim
dari Ali bin Abi Thalib bahwasanya ayat ini turun mengenai dua pasukan mukmin
dan kafir pada Perang Badar. Dalam peperangan yang sengit itu, terjadi
pertempuran yang keras antara Hmazah, Ubaidah bin Harits dan Ali dengan Utbah
bin Rabi’ah, Syaibah bin Rabi’ah dan Al Walid bin Utbah dari golongan kafir.
Maka dari itu, turunlah ayat 19 sampai ayat 22. (Lubabun Nuqul: 134)
QS
Al-Hajj, 22: 25
Diriwayatkan
Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Rasulullah saw. pernah mengutuh
Abdullah bin Anis bersama dua orang laki-laki yang salah satunya berasal dari
kaum muhajirin dan yang lainnya dari kaum ansar. Mereka kemudian saling
bebangga dengan nasab dan keturunan masing-masing. Seketika itu, Abdullah bin
Anis marah dan membunuh laki-laki Ansar itu. Dia kemudian murtad dan lari ke
Mekah. Ayat ini pun turun mengenai dia.” (Lubabun
Nuqul: 135)
QS
Al-Hajj, 22: 39
Ini
ayat pertama yang turun di Madinah untuk mengizinkan kaum mukminin berperang
setelah mereka menahan diri dari intimidasi kaum kafir di periode Mekah.
Sebelumnya, ketika mereka mengeluhkan intimidasi kaum musyrikin kepada
Rasulullah, beliau justru berkata, “Bersabarlah
karena aku belum di-perintahkan untuk berperang.” Hal ini terus berlangsung
hingga hijrah. Lalu, Allah menurunkan ayat ini di Madinah. Abu bakar berkata
ketika Rasulullah berhijrah, “Dulu, mereka mengusir Nabi mereka. Sungguh,
mereka akan binasa.” (Lubabun Nuqul: 135)
QS
Al-Hajj, 22: 52
Ibnu
Abi Hatim, Ibnu Jarir, dan Ibnu Munzdir meriwayatkan dengan sanad yang sahih
dari Sa’id bin Jubair. Dia berkata, “Di Mekah, Rasulullah saw. membaca surah
An-Najm dan tatkala bacaannya sampai pada ayat 19, setan memelesetkan lidahnya
sehingga bacaannya menjadi pujian bagi tuhan-tuhan mereka. Orang-orang musyrik
langsung berkata, “Sungguh, Muhammad belum pernah menyebut tuhan-tuhan kita
secara baik, seperti yang terjadi pada hari ini.’ Ketika beliau bersujud,
mereka pun turut bersujud. Lantas, turunlah ayat 52 ini.” (Lubabun Nuqul: 135 – 136)
QS
Al-Hajj, 22: 60
Diriwayatkan
oleh Ibnu Abi Hatim dari Muqatil bahwasanya ayat ini turun berkenaan dengan
pasukan yang diutus Rasulullah untuk menghadapi orang-orang musyrik. Namun,
pada saat itu bulan Muharam belum habis (Muharam adalah bulan yang diharamkan
untuk berperang). Orang-orang musyrik berkata, “Perangilah pasukan Muhammad ini
karena mereka mengharamkan berperang pada bulan ini.” Para sahabat
mendengungkan dan mengingatkan kaum musyrikin akan haram nya berperang pad
abulan ini. Namun, mereka menolak, bahkan terus berlaku durhaka dengan
memerangi kaum muslimin. Akhirnya, kaum muslimin bertahan dan melayani
pertempuran mereka hingga berhasil memenangkannya. Selepas itu, ayat ini pun
turun. (Lubabun Nuqul: 136 -137)