Sabtu, 09 November 2019

(22) QS Al-Hajj


QS Al-Hajj, 22: 1 – 2
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Abu Malik. Berkaitan dengan ayat ini, dia berkata bahwa ayat ini turun tentang An Nadlr bin Harts yang mendebat tanpa berdasarkan ilmu. (Lubabun Nuqul: 143)

QS Al-Hajj, 22: 19
Diriwayatkan Al Bukhari, dari Muslim, dan yang lainnya dari Abu Dzar, senada dengan Al Hakim dari Ali bin Abi Thalib bahwasanya ayat ini turun mengenai dua pasukan mukmin dan kafir pada Perang Badar. Dalam peperangan yang sengit itu, terjadi pertempuran yang keras antara Hmazah, Ubaidah bin Harits dan Ali dengan Utbah bin Rabi’ah, Syaibah bin Rabi’ah dan Al Walid bin Utbah dari golongan kafir. Maka dari itu, turunlah ayat 19 sampai ayat 22. (Lubabun Nuqul: 134)

QS Al-Hajj, 22: 25
Diriwayatkan Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Rasulullah saw. pernah mengutuh Abdullah bin Anis bersama dua orang laki-laki yang salah satunya berasal dari kaum muhajirin dan yang lainnya dari kaum ansar. Mereka kemudian saling bebangga dengan nasab dan keturunan masing-masing. Seketika itu, Abdullah bin Anis marah dan membunuh laki-laki Ansar itu. Dia kemudian murtad dan lari ke Mekah. Ayat ini pun turun mengenai dia.” (Lubabun Nuqul: 135)

QS Al-Hajj, 22: 39
Ini ayat pertama yang turun di Madinah untuk mengizinkan kaum mukminin berperang setelah mereka menahan diri dari intimidasi kaum kafir di periode Mekah. Sebelumnya, ketika mereka mengeluhkan intimidasi kaum musyrikin kepada Rasulullah, beliau justru berkata, “Bersabarlah karena aku belum di-perintahkan untuk berperang.” Hal ini terus berlangsung hingga hijrah. Lalu, Allah menurunkan ayat ini di Madinah. Abu bakar berkata ketika Rasulullah berhijrah, “Dulu, mereka mengusir Nabi mereka. Sungguh, mereka akan binasa.” (Lubabun Nuqul: 135)

QS Al-Hajj, 22: 52
Ibnu Abi Hatim, Ibnu Jarir, dan Ibnu Munzdir meriwayatkan dengan sanad yang sahih dari Sa’id bin Jubair. Dia berkata, “Di Mekah, Rasulullah saw. membaca surah An-Najm dan tatkala bacaannya sampai pada ayat 19, setan memelesetkan lidahnya sehingga bacaannya menjadi pujian bagi tuhan-tuhan mereka. Orang-orang musyrik langsung berkata, “Sungguh, Muhammad belum pernah menyebut tuhan-tuhan kita secara baik, seperti yang terjadi pada hari ini.’ Ketika beliau bersujud, mereka pun turut bersujud. Lantas, turunlah ayat 52 ini.” (Lubabun Nuqul: 135 – 136)

QS Al-Hajj, 22: 60
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Muqatil bahwasanya ayat ini turun berkenaan dengan pasukan yang diutus Rasulullah untuk menghadapi orang-orang musyrik. Namun, pada saat itu bulan Muharam belum habis (Muharam adalah bulan yang diharamkan untuk berperang). Orang-orang musyrik berkata, “Perangilah pasukan Muhammad ini karena mereka mengharamkan berperang pada bulan ini.” Para sahabat mendengungkan dan mengingatkan kaum musyrikin akan haram nya berperang pad abulan ini. Namun, mereka menolak, bahkan terus berlaku durhaka dengan memerangi kaum muslimin. Akhirnya, kaum muslimin bertahan dan melayani pertempuran mereka hingga berhasil memenangkannya. Selepas itu, ayat ini pun turun. (Lubabun Nuqul: 136 -137)

Sembarang