Sabtu, 09 November 2019

(9) QS At-Taubah


QS At-Taubah, 9: 1 – 10
Diriwayatkan Ibnu Abi Najih, dari Mujahid, pada waktu Rasulullah saw. mengadakan perjanjian perdamaian dengan kaum musyrikin, yang di antara isinya adalah tidak ada peperangan antara Rasulullah dengan kaum musyrikin dan kaum muslimin diperbolehkan melaksanakan haji ke Mekah serta bertawaf sekeliling Ka’bah. Sehubungan dengan ini, Allah menurukan ayat 1 – 10 ini yang menegaskan pembatalan perjanjian tersebut dan mengijinkan kaum muslimin memerangi kaum musyrikin. Di samping itu, memberi kesempatan kepada kaum muslimin, selama empat bulan untuk memperkuat diri dan persiapan. (Asbabun Nuzul; Studi Pendalaman Al Qur’an: 445 – 446)

QS At-Taubah, 9: 17
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Ali bin Thalhah dari Ibnu Abbas bahwasanya ayahnya Al Abbas, yang juga paman Rasulullah, ketika ditawan dalam Perang Badar, dia berkata, “Sekiranya kalian lebih dahulu dari pada kami memeluk agama Islam, berhijrah, dan berjihad, sungguh kami adalah orang-orang yang lebih awal memakmurkan Masjidilharam, member minum orang yang beribadah haji, serta membebaskan tawanan.” Lalu, turunlah ayat ini. (Lubabun Nuqul: 102)

QS At-Taubah, 9: 25
Diriwayatkan oleh Al Baihiqi dalam kitab Ad Dalail dari Rabi’ bin Anas bahwasanya pada peperangan di Hunain, ada seseorang yang berseru, “Kita tidak akan pernah kalah oleh pasukan yang berjumlah sedikit.” Pada saat itu, pasukan muslimin berjumlah dua belas ribu orang. Perkataan itu mengkhawatirkan Rasulullah. Lalu, turunlah ayat ini sebagai teguran kepada kaum muslimin agar tidak menyombongkan diri. (Lubabun Nuqul: 102)

QS At-Taubah, 9: 28
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Abbas bahwasanya kaum musyrikin sering datang ke Masjidilharam sambil membawa makanan untuk dijual disana. Ketika mereka dilarang datang ke Masjidilharam, orang-orang muslimin resah karena tidak dapat melakukan jual-beli dengan mereka, “Dari mana kita akan mendapatkan makanan?” Lalu, turunlah ayat ini.
Ibnu Jarir dan Abu Syaikh juga meriwayatkan hadits yang kurang lebih sama, dari Sa’id bin Jubair, dia berkata, “Tatkala turun ayat larangan orang musyrik mendatangi Masjidilharam, hal itu menimbulkan kekhawatiran dan kecemasan bagi kaum muslimin. Sebagian mereka mengatakan, ‘Siapakah yang akan menyediakan makanan dan perhiasan bagi kita?’ Kemudian Allah menurunkan ayat ini.”  (Lubabun Nuqul: 102)

QS At-Taubah, 9: 34
Diriwayatkan Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Abbas bahwa permulaan ayat ini turun berkenaan dengan para pendeta dari golongan Ahli Kitab yang mengambil suap dari pengikutnya. Penghujung ayat ini turun berkenaan dengan Ahli Kitab dan kaum muslimin yang sering menimbun harta benda. (Asbabun Nuzul, Studi Pendalaman Al Qur’an: 456)

QS At-Taubah, 9: 39
Diriwayatkan Ibnu Hatim dari Najdah bin Nafi’, dia berkata, “Aku bertanya kepada Ibnu Abbas lalu dia menjawab “Bahwasanya Rasulullah memerintahkan penduduk Arab untuk berperang, tetapi mereka keberatan. Kemudian, Allah menurunkan ayat ini sebagai ancaman kepada mereka, ‘Jika kalian berangkat (untuk berperang), Allah akan menurunkan hujan sebagai hukuman bagi mereka.’” (Lubabun Nuqul: 104)

QS At-Taubah, 9: 43
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Amur bin Maimun Al Adzi, dia berkata bahwasanya ayat ini turun ketika Rasulullah melakukan dua hal yang belum diperintahkan oleh Alla Swt., yaitu pemberian izin Rasulullah kepada orang-orang munafik untuk tidak berperang dan untuk mengambil tebusan dari tawanan yang semuanya tanpa menunggu wahyu terlebih dahulu. Lalu, turunlah ayat ini sebagai peringatan kepada Rasulullah. Kemudian, Allah memaafkan apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah. (Lubabun Nuqul: 104)

QS At-Taubah, 9: 49
Diriwayatkan oleh At Thabrani, Abu Na’im, dan Ibnu Mirdawaih dari Ibnu Abbas bahwasanya ketika Rasulullah saw. hendak berangkat menuju peperangan Tabuk, beliau bertanya kepada Jadd bin Qais, “Wahai Jadd, bagaimana pendapatmu untuk beperang melawan bani Ashfar dari Romawi?” Akan tetapi, Jadd enggan mengikuti Rasulullah dan berkata, “Wahai Rasulullah, sungguh aku orang yang tidak dapat melihat wanita, terlebih wanita dari bani Ashfar. Aku pasti tergoda. Jadi izinkan aku untuk tidak turut berperang dan janganlah engkau menjerumuskan aku dalam dosa.” Lalu, turunlah ayat ini. (Lubabun Nuqul: 105)

QS At-Taubah, 9: 58
Diriwayatkan oleh Al Bukhari dari Abu Sa’id Al Khudri bahwasanya ayat ini turun berkenaan dengan peristiwa ketika Ibnu Zul Khuwaishirah dari bani Tamim merasa tidak diperlakukan secara adil dalam pembagian harta rampasan perang. Lalu, Rasulullah berkata kepadanya. “Celaka kamu, siapakah yag akan berlaku adil jika diriku tidak berlaku adil?” (Lubabun Nuqul: 105)



QS At-Taubah, 9: 62
Diriwayatkan Ibnu Katsir dan Qatadah bahwasanya ayat ini turun berkenaan dengan segolongan orang munafik yang mendukung orang-orang yang tidak turut serta berperang di Tubuk seraya mengatakan, “Demi Allah, kelompok kami lebih mulia dan terpandang. Kendati apa yang dibawa Muhammad adalah benar, tetap saja lebih buruk daripada keledai.” Ketika ucapan mereka itu didengar oleh salah seorang sahabat Rasulullah dan diadukan kepada beliau, mereka mengingkarinya. Maka dari itu, turunlah ayat ini. (Asbabun Nuzul, Studi Pendalam Al Qur’an: 464)

QS At-Taubah, 9: 74
Diriwayatkan oleh Ka’bah bin Malik, Ibnu Sa’ad dari Urwah, dan Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Jallas bin Suwaid bin Shamit, salah seorang yang tidak turut dalam perang Tabuk berkata, ‘Sekiranya orang ini (Muhammad) adalah yang benar, pasti kami lebih buruk dari keledai.’ Kemudian, ucapannya itu dilaporkan oleh Umar bin Sa’id kepada Rasulullah. Lalu Jallas bersumpah, ‘Demi Allah, aku tidak mengucapkannya.’ Lalu, turunlah ayat ini.” Diriwayatkan setelah itu dia bertobat dan menjadi orang yang sangat taat. (Lubabun Nuqul: 106)

QS At-Taubah, 9: 91
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Za’id bin Tsabit bahwa ketika Rasulullah sedang menantikan wahyu turun, Zaid bin Tsabit bersiap menuliskan wahyu, dia berkata, “Ketika itu, aku hendak mencatat surah At-Taubah, tiba-tiba dating seseorang yang buta menyampaikan uzurnya bahwa dirinya tidak dapat turut berperang bersama beliau. Lalu, turunlah ayat ini sebgai keringanan bagi orang-orang yang berhalangan untuk turut berperang bersama Rasulullah saw.” (Lubabun Nuqul: 109)

QS At-Taubah, 9: 99
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Mujahid bahwasanya ayat ini menerangkan orang yang selalu mendekatkan diri kepada Allah dan bertekad berjihad bersama Rasulullah, tetapi tidak ada kendaraan yang cukup untuk mengangkut mereka. Mereka berasal dari bani Muqarrin.
Abdurrahman bin Mu’aqqil Al Mazani juga meriwayatkan, “Kami berjumlah sepuluh orang dari bani Muqarrin. Ayat ini turun mengenai kami.” (Lubabun Nuqul: 110)

QS At-Taubah, 9: 103
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, dari Ali bin Abi Thalhah, dari Ibnu Abbas. Ayat ini masih berkaitan dengan Abu Lubabah dan dua orang temannya setelah dilepaskan oleh Rasulullah. Mereka berkata, “Wahai Rasulullah, ini harta kami. Sedekahkan harta tersebeut, atas nama kami dan mohonkan ampun untuk kami.” Beliau berkata, “Aku tidak diperintahkan untuk mengambil harta kalian sedikitpun.” Allah lalu menurunkan ayat ini. “Ambillah zakat dari harta mereka.” Lalu, turunlah ayat ini. (Lubabun Nuqul: 110)

QS At-Taubah, 9: 108
Diriwayatkan oleh At Tirmidzi dari Abu Hurairah, dia berkata, “Ayat 108 ini (Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang bersih), turun berkenaan dengan penduduk kota Quba. Ayat ini menegaskan orang-orang yang selalu bersitinja (selalu membersihkan diri setelah buang air besar) dengan air (mereka pula yang adalah yang membangun masjid atas dasar takwa).” (Lubabun Nuqul: 112)

QS At-Taubah, 9: 113
Al Bukhari dab Muslim meriwayatkan dari Sa’id bin Musayyab, dari ayahnya, dia berkata, “Ketika Abu Thalib menjelang ajanya, Rasulullah saw. datang menjenguknya. Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayah yang sedang menungguinya. Rasulullah bersabda, ‘Wahai paan, katakanlah, ‘Lailahalillallah.” Agar kelak aku dapat member pembelaan bagai Paman di sisi Allah.’ Lalu, Abu Jahal dan Abdullah berkata, ‘Wahai Abu Thalib, apakah engkau akan membenci agama Abdul Muthalib?’ Ketika keduanya masih terus menyampaikan ucapan itu kepadanya, ajalnya telah tiba, sedangkan dia masih tetap berada pada agama Abdul Muthalib. Raslullah bersabda, ‘Aku akan tetap memohonkan ampunan untukmu selama tidak ada larangan.’ Lalu, turunlah ayat 113.”
Diriwayatkan oleh At Tirmidzi dari Ali bin Abi Thalib. Dia mendengar ada seseorang yang memohon ampunan untuk orang tuanya yang meninggal, sedangkan mereka berdua musyrik. Kemudian, Ali bertanya kepadanya, “Mengapa kamu memintakan ampunan untuk kedua orang tuamu yang musyrik?” Orang itu menjawab, “Bukankah Ibrahim juga pernah melalukan itu untuk ayahnya?” Hal ini seperti yang dijelaskan pada ayat ke-114 surah ini. Kemudian Ali mengadukan hal itu kepada Rasulullah. Kemudian, turunlah ayat ini. (Lubabun Nuqul: 113)

QS At-Taubah, 9: 122
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ikrimah, dia berkata, “ Tatkala turun ayat 38 – 39 dari surah ini yang berisikan izin dari Allah kepada kaum muslimin untuk berperang, kaum mukminin bergegas dan bersemangat keluar berperang sehingga meninggalkan beberapa kelompok orang yang tengah mengajarkan aga kepada kaum Arab di pedalaman. Lalu, orang-orang yang berada di lembah pedalaman itu telah tertinggal dari kewajiban. Celakalah mereka!’ turunlah ayat 122 ini.” (Lubabun Nuqul: 114)

Sembarang