Sabtu, 09 November 2019

(2) QS Al-Baqarah


QS Al-Baqarah, 2: 6 – 7
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir bahwa ayat 6 dan 7 ini turun sehubungan dengan kaum Yahudi Madinah yang diberi peringatan oleh Allah, tetapi mereka tetap ingkar. Allah mengunci mati hati dan pendengaran mereka. Bagi mereka siksa yang pedih. Kedua ayat ini bercerita tentang Perang Ahzab. (Lubabun Nuqul: 7)

QS Al-Baqarah, 2: 19
Dari Abdullah Ibnu Abbas dan Abdullah Ibnu Mas’ud diceritakan bahwa ada segolongan kaum munafik yang telah masuk Islam setelah hijrahnya Rasullah saw. Keadaan mereka seperti seseorang yang terjebak dalam kegelapan. Lalu, dia berusaha mencari pencahayaan dengan menyalakan api. Akan tetapi, setiap kali dia menyalakannya, api itu padam.
Perumpamaan mereka juga seperti orang yang ditimpa hujan lebat yang disertai kilat, petir, dan guruh. Orang itu pun berusaha berlindung karena takut bahaya menimpanya. Perumpamaan ini serlaras dengan tabiat mereka, yaitu suatu ketika mereka syirik, kemudian mereka beriman, kemudian kembali sesat dan kafir. Mereka berada dalam sesaaran antara halal dan haram, antara yang baik dan yang buruk.
Dua perumpamaan ini menggambarkan bahwa mereka adalah orang-orang yang akan terungkap perbuatan nifaknya. (Lubabun Nuqul: 8)

QS Al-Baqarah, 2: 26
Diriwayatkan oleh At Thabari bahwa Allah menurunkan ayat ini sebagai bantahan atas anggapan dan perkataan segolongan orang kafir yang ingkar terhadapa Al-Qur’an yang mengatakan, “ Allah malu menjadikan permisalan dengan sesuatu yang kecil dan remeh, sekecil lalat, semut, dan makhluk kecil lainnya.” Sesungguhnya, hal itu tidak pantas untuk diucapkan mereka. (Lubabun Nuqul: 8)

QS Al-Baqarah, 2: 44
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ayat ini turun berkenaan dengan segolongan Yahudi di Madinah. Diantara mereka ada yang berkata kepada saudara kandung, kerabat, dan saudara-saudara sesusunya dari kaum muslimin agar mereka tetap dalam agama Muhammad yang telah dianutnya dan menaatinya. Mereka menyuruh orang lain, tetapi mereka sendiri tidak melakukannya. (Lubabun Nuqul: 9)

QS Al-Baqarah, 2: 64
Menurut Al Wahidi dari Mujahid, ayat ini berkaitan dengan Salman Al Farisi ketiak dia bertanya kepada Rasulullah saw, tentang nasib sahabat-sahabatnya yang meninggal sebelum islam dating. Rasulullah saw, menjelaskan kepadanya tentang cara shalat dan ibadah mereka. Lalu, Rasulullah saw, bersabda bahwa mereka akan ke neraka. Maka dari itu, Salman berputus asa, “Sungguh Bumi telah kiamat.” Atau,  “Seolah-olah gunung menimpa kepalaku.” Kemudian turunlah ayat ini sehingga Salman bersenang hati dan berkata, “Seakan anugerah besar dilimpahkan kepadaku.” (Lubabun Nuqul: 9)

QS Al-Baqarah, 2: 76
Mujahid berkata bahwa Rasulullah saw, berdiri pada perang Quraizah dibawah benteng pertahanan Yahudi.  Beliau berteriak, “Wahai saudara-saudara kera! Wahai saudara-saudara babi! Wahai hamba-hamba tagut!” Mereka menjawab, “Siapa yang mengabarkan keadaan kita kepada Muhammad?” Kemudian turun ayat ini. “ Ibnu Abbas mengatakan bahwa jika bertemu kaum mukmin, mereka berkata, “Kami telah berima.” Akan tetapi jika berkumpul dengan sesamanya, mereka berkata, “Apakah orang-orang Arab berkata tentang hal ini?” Diriwayatkan pula oleh Ass Saddi bahwa ayat ini turun berkenaan dengan segolongan yahudi yang beriman kemudian mereka nifak. Ketika beriman, mereka sering mendatangi orang mukmin Arab dan menceritakan kebenaran Rasulullah saw, dalam Taurat. (Lubabun Nuqul: 9-10)

QS Al-Baqarah, 2: 79
Ibnu Abbas mengatakan bahwa ayat ini turun berkaitan dengan ahli kitab, tepatnya para pendeta Yahudi yang mendapati dalam kitab Taurat mereka bahwa sifat-sifat nabi itu matanya bercelak, berambut keriting, dan berwajah tampan. Sifat-sifat ini sesuai dengan fisik Rasulullah saw. Namun, mereka mengubahnya dengan mengatakan bahwa dalam Taurat mereka hanya tertulis orang yang berpawakan tinggi dan berambut lebih kesukuan. (Lubabun Nuqul: 10)

QS Al-Baqarah, 2: 89
Dari Ibnu Abbas, diriwayatkan bahwa kaum Yahudi pada awalnya membuka diri terhadap Muhammad sebelum pengangkatannya menjadi rasul. Namun, setelah mengetahui bahwa yang menjadi rasul dari kalangan Arab, mereka pun mendustakannya. Kemudian, Mu’az bin Jabal, Basyar bin Al-Bara, dan Daud bin Salmah berkata kepada mereka, “Wahai kalian kaum Yahudi! Bertakwalah kepada Allah dan islam-lah karena sungguh dahulu kalian telah membukakan hati dan memperlihatkan dukungan kepada Muhammad. Ketika keadaan kami masih menjadi musyrik pun kalian mengabarkan bahwa akan ada seorang utusan. Kalian juga memaparkan sifat-sifatnya.”
Akan tetapi, kemudian Salam bin Miskam dari Yahudi bani Nadlir berkata, “ Dia tidak memenuhi sifat-sifat yang kami kenal dan tidak pula dia adalah yang kami sebutkan kepada kalian.” Lalu turunlah ayat ini.  (Lubabun nuqul: 11)

QS Al-Baqarah, 2: 97
Ibnu Jarir Ath Thabari menukil sebab turunnya ayat ini berdasarkan ijmak dan hadist yang menguatkan satu sama lain. Diceritakan Abdurrahman bin Abu Laila berkata bahwa ada seorang Yahudi dating menemui Umar bin Al Khathab dan berkata, “Sesungguhnya, Jibril yang sahabt kamu (Muhammad) sebut adalah musuh kami.” Umar menjawabnya, “Barang siapa yang memusuhi Allah, para malaikat, para rasul, Jibril, dan Mikail, sungguh dia telah menjadi musuh Allah.” Ibnu Jarir Ath Thabari mengatakan bahwa ayat ini turun persis dengan apa yang diucapkan Umar. (Lubabun Nuqul: 13)

QS Al-Baqarah, 2: 102, 104
Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dan Ath Thabari bahwa ayat ini diturunkan sebagai jawaban atas anggapan para pendeta Yahudi yang mengatakan bahwa Muhammad telah mencampurkan kebenaran dan kebatilan. Dikatakan pula bahwa Sulaiman adalah satu di antara para nabi dan tidak ada yang mampu menaiki angin kecuali tukang sihir. Kemudian, Allah menurunkan ayat 102 ini.
Dari Ibnu Abbas, diriwayatkan bahwa ayat ini turun ketika orang-orang Yahudi menjadikan ucapan ra’ina sebagai bahan ejekan kepada Rasulullah. Lalu, Sa’ad bin Mu’adz mengancam siapa saja yang mengucapkan kalimat itu, akan dia bunuh. Akan tetapi orang-orang Yahudi itu menjawab, “Bukankah kalian sendiri (orang-orang mukmin) yang mengucapkan kalimat itu?” Lalu, turunlah ayat 104. (Lubabun Nuqul: 13-14)

QS Al-Baqarah, 2: 109
Huyay bin Akhthab dan Abu Yasir bin Akhthab adalah orang Yahudi yang sangat memusuhi dan dengki kepada orang Arab dibandingkan dengan orang Yahudi lainya. Mereka dengan sekemampuan dan sekuat tenaga berusaha mengembalikan orang-orang dari keislaman mereka. Lalu, Allah menurunkan ayat ini. (Lubabun Nuqul: 15)

QS Al-Baqarah, 2: 113
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim bahwa ayat ini turun berkenaan dengan perdebatan antara sekelompok Yahudi Madinah dan sekelompok Nasrani dan Najran.
Orang-orang Yahudi berkata, “Kalian tidaklah berpegang pada suatu kebenaran pun karena telah kafir kepada isa dan injil.” Orang Nasrani Najran pun berkata, “ Kalian tidaklah berpegang pada suatu kebenaran pun karena telah kafir kepada Musa dan Taurat.” (Lubabun Nuqul: 15)

QS Al-Baqarah, 2: 125
Berkenaan dengan ayat ini, Imam Al Bukhari dan yang lainnya meriwayatkan bahwa Umar berkata, “Keinginanku sesuai dan dikabulkan oleh Allah dalam tiga hal.” Salah satu di antaranya adalah dia berkata kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, alangkah sangat ingin aku menjadikan makam Ibrahim ini sebagai tempat shalat.” Kemudian turunlah ayat ini. Di tempat lain, Ibnu Mirdawaih meriwayatkan dari Amru bin Maimun bahwa ketika Umar bin Al Khathab berjalan melewati maqam Ibrahim, dia bertanya kepada Rasulullah, “wahai Rasulullah, bukankah kita berada di atas maqam kekasih Allah?” Rasulullah bersabda, “Benar.” Lalu, dia bertanya, “Apakah tempat itu dijadikan sebagai tempat shalat?” Tidak begitu lama, turunlah ayat ini. (Lubabun Nuqul: 18)

QS Al-Baqarah, 2: 130
Ayat ini turun berkenaan dengan Abdullah bin Salam ketika mengajak kedua ponakannya untuk masuk islam, yaitu Salamah dan Muhajir. Dia berkata, “Kamu berdua telah mengetahui bahwa Allah berfirman dalam Taurat bahwa Dia akan mengurus nabi dari keturunan Ismail, bernama Ahmad. Barang siapa beriman, dia mendapat petunjuk dan, jika dia kafir, akan menapat laknat.” Akan tetapi, Muhajir menolak untuk beriman. (Lubabun Nuqul: 18)

QS Al-Baqarah, 2: 135
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Abbas bahwa Ibnu Suriah berkata kepada Rasulullah, “Hanya golongan kamilah yang dapat memberikan petunjuk maka ikutilah kami, wahai Muhammad, niscaya engkau mendapat petunjuk.” Lalu, turunlah ayat ini sebagai penegasan. (Lubabun Nuqul: 19)

QS Al-Baqarah, 2: 143
Diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim dari Al Bara bahwa beberapa orang muslim bertanya kepada Rasulullah. “Banyak kaum muslimin yang telah meninggal sebelum kiblat beralih dari Baitul maqdis ke Ka’bah. Lalu, kami pun mempertanyakan nasib merek.” Kemudian, turunlah ayat ini. (Lubabun Nuqul: 19)

QS Al-Baqarah, 2: 154
Diriwayatkan oleh Ibnu Mandah dari Suddi Shagir bahwa Ibnu Abbas berkata, “Bahwasanya ayat ini turun berkeaan dengan terbunuhnya Tamim dan lainnya di Perang Baddar.” Kendati menurut Abu Nuaim dan diperkuat oleh As Saddi ayat ini turun berkaitan dengan terbunuhnya seorang sahabt dan yang dimaksud adalam Umair bin Al Hamam. (Lubabun Nuqul: 19 – 20)

QS Al-Baqarah, 2: 164
Diriwayatkan Ibnu Abi Hatim dan Abu Syeikh dari Atha, dia berkata bahwa ketika Rasulullah saw. di Madinah dan turun ayat 163, orang-orang kafir Quraisy di Mekah bertanya, “Bagaimanakah Tuhan Yang Maha Esa bisa melayani manusia yang banyak?” Kemudian, Allah menurunkan ayat 164 ini. (At Tafsir Al Wajiz ‘ala Hamisil Quranil ‘Azdim: 26)

QS Al-Baqarah, 2: 174 – 175
Diriwayatkan oleh Tsa’labi dari Ibnu Abbas yang berkata bahwa ayat ini turn berkenaan dengan para pembesar dan pendeta Yahudi yang selalu mendapatkan hadiah dan pemberian yang banyak dari para pengikutnya sehingga mereka berharap nabi yang akan diutus berasal dari golongan mereka. Maka dari itu, ketika yang diutus adalah Muhammad saw. yang bukan dari golongan mereka, mereka takut hilangan pendapatan dan kedudukan sehingga sengaja mengubah sifat-sifat kenabian Muhammad yang ada pada kitab mereka lalu menyampaikan kepada khalayak ramai bahwa sifat-sifat dari nabi akhir zaman itu tidaklah sama dengan nabi ini (Muhammad). Kemudian, Allah menurunkan ayat 174 ini dan Ali Imran ayat 77. (Lubabun Nuqul: 21 -22)

QS Al-Baqarah, 2: 187
Diriwayatkan Imam Ahmad dan yang lainnya, dari Muadz bin Jabal, dia berkata, “Para Sahabat beranggapan bahwa makan, minum, dan bercampur dengan istri diperbolehkan pada malam bulan ramadhan selama mereka tidak tidur. Kalau sudah tidur kemudian terjaga, tidak diperbolehkan untuk melakukan itu semua, tapi kemudian Qais bin Shirmah menyalahinya.” Kemudian turunlah ayat ini yang menjelaskan aturan makan, minum, dan bercampur pada malam bulan ramadhan. (At Tafsir Al Wajiz ‘ala Hamisili Quranil ‘Azdim: 30)

QS Al-Baqarah, 2: 194
Dari Qatadah, diriwayatkan bahwasanya ayat ini turun ketika Rasulullah saw. dan para sahabat akan melaksanakan umrah. Sesampainya di Hudabiyah, beliau dan para sahabat mendapat hadangan dari kaum musyrikin lalu dibuatlah perjanjian di antara kedua pihak. Isi perjanjian itu adalah Rasulullah saw. dan para sahabat dapat kembali ke Mekah pada tahun berikutnya, sedangkan pada tahun itu mereka hanya diperkenankan berada disana selama tiga hari. Orang-orang Qurasiy merasa bangga dapat menghalang-halangi kaum muslimin. Lalu, pada tahun berikutnya pada bulan yang sama, beliau kembali ke Mekah. Kemudian, turunlah ayat ini sebagai penjelesan jika kaum musyrikin menghalang-halangi, diperbolehkan memerangi mereka. (Lubabun Nuqul: 26)

QS Al-Baqarah, 2: 200
Mujahid meriwayatkan bahwa sebagain orang-orang Arab ketika kembali dari haji singgah ke Jamarat (tempat melempar jamrah) dan menyebut-nyebut nenek moyang serta amal perbuatan mereka. Kemudian, turunlah ayat ini. Ibnu Abbas berkata, “Orang-orang Arab bisa mendatangi Jamarat ini dan mereka berdoa, `Ya Allah, jadikanlah tahun ini penuh dengan hujan, panen melimpah, tahun penuh karunia dan kebaikan,` Namun, mereka tidak menyebutkan sedikit pun urusan akhirat. Lalu, Allah menurunkan ayat ini.” (Lubabun Nuqul :29)

QS Al-Baqarah, 2: 204
Dari As-Saddi, diriwayatkan bahwa kedua ayat ini turun berkenaan dengan seseorang yang menghadap Rasulullah saw. untuk mendapatkan keislamannya. Orang itu ada Akhnas bin Syuraiq. Sekembalinya dari Rasulullah saw., dia melewati perkebunan dan peternakan keledai milik kaum muslimin kemudan membakar kebun beserta ternak-ternak itu. Kemudian, turunlah ayat ini. (Lubabun Nuqul: 29)

QS Al-Baqarah, 2: 215
Diriwayatkan oleh Ibnu Juraij bahwa ayat ini turun ketika sebagian orang mukmin betanya kepada Rasulullah saw. ke mana mereka menginfakkan harta benda. (Lubabun Nuqul: 30)
QS Al-Baqarah, 2: 217
Ayat ini diturunkan ketika pasukan yang diutus Rasulullah saw. berpapasan dengan Amru bin Hadhrami bersama pasukannya yang baru saja bertolak dari Thaif untuk menyerang pasukan Rasulullah saw. kemudian, pasukan Amru dan pasukannya serta merampas harta benda mereka. Padahal, malam itu sudah memasuki awal bulan Rajab (salah satu bulan diharamkan peperangan) sehingga kaum musyrikin mengecam tindakan pasukan Rasulullah saw. itu. Mereka berkata, “Sungguh, kalian sudah berperang pada bulan-bulan yang diharamka. Lalu, Allah menurunkan ayat ini. (Lubabun Nuqul: 31)

QS Al-Baqarah, 2: 224
Diriwayatkan dari Ibnu Juraij bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Abu Bakar yang bersumpah tidak akan memberikan suatu harta (nafkah) kepada Misthah. Menurutnya, Misthah sempat turut bersama kaum munafik dalam peristiwa haditsul ifki (berita bohong berkaitan dengan Aisyah). Berkenaan dengan itu, turunlah ayat ini. (Lubabun Nuqul: 33)

QS Al-Baqarah, 2: 231
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ada seorang laki-laki yang manal istrinya lalu dia rujuk sebelum masa idah berakhir. Kemudian, dia menceraikannya kembali. Dia bermaksud membuat istrinya terkatung-katung, sehingga tidak segera menikah dengan laki-laki lain. Maka dari itu, turunlah ayat ini. (Lubabun Nuqul: 35)

QS Al-Baqarah, 2: 238, 245
238. Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dai Mujahid, dia berkata, “Ada beberapa orang yang mendirikan shalat sambil berbicara, bahkan ada yang memerintahkan yang lain yang berada disebelahnya untuk melakukan sesuatu. Lalu, turunlah ayat ini. “Zaid bin Tsabit juga mengatakan bahwa pernah Rasulullah saw. shalat zhuru di suatu tempat bernama Hujair. Namun, jamaah yang ikut shalat bersamanya hanya satu atau dua baris saja, sedangkan orang-orang lain di sekitarnya sibuk dengan teriakan jual-beli mereka. Lalu, Allah menurunkan ayat ini. (Lubabun Nuqul: 36)
245. Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa ketika turun ayat 261 dari surat Al-Baqarah yang berkenaan dengan sedekah, Rasulullah saw. berdoa. “Ya Allah, Anugerahkan kepada umatku tambahan karunia-Mu.” Kemudian, turunlah ayat ini. (Lubabun Nuqul: 37)

QS Al-Baqarah, 2: 256
Berdasarkan riwayat Abu Dawud, An Nasa’i, dan Ibnu Hiban dari Ibnu ‘Abbas r.a., diceritakan bahwa ada seorang perempuan yang bertekad dan berjanji atas dirinya jika dia mempunyai anak yang terus hidup, anaknya akan dijadikan Yahudi. Tatkala Yahudi bani Nadlhir diusir dari Madinah, ternyata anak itu ada di antara mereka, kaum ansar pun berkata,  “Kami tidak akan membiarkan anak-anak kami bersama mereka.” Kemudian, turunlah ayat ini.
Ada keterangan lain menyebutkan, dari Ibnu Jarir dari ibnu Abbas diceritakan bahwa ayat ini  turun berkenaan dengan seorang sahabat yang bernama Al Hushain yang bermaksud memaksa anak-anaknya yang masih menganut Nasrani untuk masuk kepada agama Muhammad saw. akan tetapi, mereka menolaknya. Lalu turunlah ayat ini. (Lubabun Nuqul: 37)

QS Al-Baqarah, 2: 257
Diriwayatkan dari At Thabrani bahwasanya Abdah bin Abi Lubabah berkata tentang ayat yang menyatakan ‘Allah sebagai pelindung’. “Mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Nabi Isa a.s. kemudian ketika Muhammad dating, mereka pun beriman kepadanya.” Ayat ini turun berkenaan dengan mereka.
Dari Mujahid, dia berkata, “Di antara kaum Isa, ada yang beriman dan ada juga yang kafir kepadanya. Namun, tatkala Muhammad diutus, orang-orang yang dahulu kafir terhadap Isa menjadi beriman kepada Muhammad, sedangkan orang-orang yang dahulu beriman kepada Isa menjadi kufur kepada Muhammad. Lalu, Allah menurunkan ayat ini (Lubabun Nuqul: 37)

QS Al-Baqarah, 2: 262
Ayat ini turun berkaitan dengan Utsman bin Affan dan Abdurrahman bin ‘Auf. Utsman membiayai seluruh kebutuhan pasukan pada perang Tabuk kemudian Abdurrahman menginfakkan empat ribu dirham untuk keluarganya. Kemudian, Rasulullah saw. beroda, “ya Allah! Sesungguhnya Utsman bin ‘Affan, aku merasa ridha terhadapnya, maka ridlaihah dia oleh-Mu,” Kemudian beliau berkata kepada Abdurrahman, “Semoga Allah memberimu berkah terhadap apa yang kamu tinggalkan untuk keluargamu dan apa yang kamu infakkan.” (At Tafsir Al Wajiz ‘ala Hamisil Quranil ‘Azdim: 45)

QS Al-Baqarah, 2: 267
Diriwayatkan dari Jabir bahwasanya Rasulullah saw. memerintahkan orang0orang yang beriman untuk menunaikan zakat fitrah dengan kurma. Lalu, datanglah seseorang yang menunaikan zakatnya dengan yang buruk-buruk. Maka dari itu, turunlah ayat ini. Diriwayatkan pula dari Ibnu Abbas bahwa para sahabat Rasulullah saw. biasa membeli kurma yang murah kemudian menyedekahkannya. Lalu, turunlah ayat ini. (Lubabun Nuqul: 38)

QS Al-Baqarah, 2: 271
Daru Amir Asy Sya’bi, pada suatu waktu dari Umar bin Al Khathab menyedekahkan separuh dari harta kekayaannya kepada Rasulullah untuk keperluan agam, Rasulullah bertanya kepadanya, ”Apakah kamu memikirkan anak keturunan mu yang dating kemudian, wahai Umar!” Dia menjawab “Aku menyisihkan setengah dari harta kekayaanku untuk mereka,.” Tapi kemudian Abu Bakar secara diam-diam telah menyedekahkan seluruh hartanya kepada Rasulullah untuk kepentingan agama, Rasulullah pun menannyakan hal yang sama kepadanya, Abu Bakar menjawab, “Yang akan mencukupi keluargaku adalah Allah dan Rasul-Nya.” Mendengar jawaban Abu Bakar, Umar menangis dan berkata, “Demi Allah! Setiap aku berbuat kebajikan, selalu sahaja kamu tandingi, wahai Abu Bakar!” Ayat ini pada dasarnya memuji Umar yang bersedekah secara terang-terangan agar dicontoh orang lain, juga memuji Abu Bakar yang bersedekah secara rahasia, da kedua perbuatan itu patut dicontoh. (Asbabun Nuzul, Studi Pendalaman Al-Qura’an: 123)

QS Al-Baqarah, 2: 278
Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa kedua ayat ini turun berkenaan dengan bani Umar bin Auf As Saqifi dan bani Mughirah dari bani Makhzum. Keduanya hendak membuat perjanjian dengan Utab bin Asad, Akir Mekah pada waktu itu. Isi nya berupa permohonan agar praktik riba di kalangan kedua kabilah tersebut diperbolehkan, sedangkan semenjak Fathu Makkah, segala macam praktik riba telah diharamkan. Amir Mekah kemudian meminta saran kepada Rasulullah saw. Lalu, turunlah ayat ini yang ditegaskan dengan ancaman bagi yang melanggarnya. (Lubabun Nuqul: 39)

QS Al-Baqarah, 2: 282
Diriwayatkan Al Bukhari dari Sufyan bin ‘Uyaniah, dari Ibnu Abi Najih, dari Abdullah bin Katsir, dari Abu Minhal, dari Ibnu Abbas, pada waktu Rasulullah saw. pertama kali sampai di Madinah, biasa menyewakan kebunnya dalam satu, dua atau tiga tahun. Oleh sebab itu, Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa menyewakan (mengutangkan) sesuatu, hendaklah dengan pertimbangan atau ukuran tertentu dan dalam jangka waktu yang tertentu pula.” Kemudian, Allah menurunkan ayat 282 ini sebagai perintah agar setiap kali utang piutang terjadi, hendaklah ditulis perjanjiannya dan didatangkan saksi untuk menjaga sengketa yang kemungkinan terjadi kemudian hari. (Asbabun Nuzul, Studi Pendalaman Al-Qur’an: 128)

QS Al-Baqarah, 2: 285
Dari Abu Hurairah r.a., diceritakan bahwasanya setelah turunnya ayat 284 yang menjelaskan bahwa Allah akan memperhitungkan apa yang tampak dan apa yang disembunyikan hati, para sahabat merasa berat. Bergegas mereka mendatangi Rasulullah saw.. Sesampainya di hadapan beliau, mereka berkata, “Sungguh, telah turun ayat ini (284) kepadamu. Namun, kami merasa tidak mampu untuk melaksanakannya .” Kemudian, Rasulullah saw. menjawab, “Apakah kalian hendak mengatakan sama halnya yang dikatakan oleh Yahudi dan Nasrani, ‘Kami mendengar, tetapi tidak mengikutinya.’ Oleh karenanya, katakan, ‘Kami mendengar dan kami taat. Kami memohon ampunanmu, wahai Tuhan kami. Hanya kepada-Mu kami kembali.’” (Lubabun Nuqul: 39)

Sembarang