QS
Al-Baqarah, 2: 6 – 7
Diriwayatkan
oleh Ibnu Jarir bahwa ayat 6 dan 7 ini turun sehubungan dengan kaum Yahudi
Madinah yang diberi peringatan oleh Allah, tetapi mereka tetap ingkar. Allah
mengunci mati hati dan pendengaran mereka. Bagi mereka siksa yang pedih. Kedua
ayat ini bercerita tentang Perang Ahzab. (Lubabun
Nuqul: 7)
QS
Al-Baqarah, 2: 19
Dari
Abdullah Ibnu Abbas dan Abdullah Ibnu Mas’ud diceritakan bahwa ada segolongan
kaum munafik yang telah masuk Islam setelah hijrahnya Rasullah saw. Keadaan mereka
seperti seseorang yang terjebak dalam kegelapan. Lalu, dia berusaha mencari
pencahayaan dengan menyalakan api. Akan tetapi, setiap kali dia menyalakannya,
api itu padam.
Perumpamaan
mereka juga seperti orang yang ditimpa hujan lebat yang disertai kilat, petir,
dan guruh. Orang itu pun berusaha berlindung karena takut bahaya menimpanya.
Perumpamaan ini serlaras dengan tabiat mereka, yaitu suatu ketika mereka
syirik, kemudian mereka beriman, kemudian kembali sesat dan kafir. Mereka
berada dalam sesaaran antara halal dan haram, antara yang baik dan yang buruk.
Dua
perumpamaan ini menggambarkan bahwa mereka adalah orang-orang yang akan
terungkap perbuatan nifaknya. (Lubabun
Nuqul: 8)
QS
Al-Baqarah, 2: 26
Diriwayatkan
oleh At Thabari bahwa Allah menurunkan ayat ini sebagai bantahan atas anggapan
dan perkataan segolongan orang kafir yang ingkar terhadapa Al-Qur’an yang
mengatakan, “ Allah malu menjadikan permisalan dengan sesuatu yang kecil dan
remeh, sekecil lalat, semut, dan makhluk kecil lainnya.” Sesungguhnya, hal itu
tidak pantas untuk diucapkan mereka. (Lubabun
Nuqul: 8)
QS
Al-Baqarah, 2: 44
Diriwayatkan
dari Ibnu Abbas bahwa ayat ini turun berkenaan dengan segolongan Yahudi di
Madinah. Diantara mereka ada yang berkata kepada saudara kandung, kerabat, dan saudara-saudara
sesusunya dari kaum muslimin agar mereka tetap dalam agama Muhammad yang telah
dianutnya dan menaatinya. Mereka menyuruh orang lain, tetapi mereka sendiri
tidak melakukannya. (Lubabun Nuqul: 9)
QS
Al-Baqarah, 2: 64
Menurut
Al Wahidi dari Mujahid, ayat ini berkaitan dengan Salman Al Farisi ketiak dia
bertanya kepada Rasulullah saw, tentang nasib sahabat-sahabatnya yang meninggal
sebelum islam dating. Rasulullah saw, menjelaskan kepadanya tentang cara shalat
dan ibadah mereka. Lalu, Rasulullah saw, bersabda bahwa mereka akan ke neraka.
Maka dari itu, Salman berputus asa, “Sungguh Bumi telah kiamat.” Atau, “Seolah-olah gunung menimpa kepalaku.”
Kemudian turunlah ayat ini sehingga Salman bersenang hati dan berkata, “Seakan
anugerah besar dilimpahkan kepadaku.” (Lubabun
Nuqul: 9)
QS
Al-Baqarah, 2: 76
Mujahid
berkata bahwa Rasulullah saw, berdiri pada perang Quraizah dibawah benteng
pertahanan Yahudi. Beliau berteriak,
“Wahai saudara-saudara kera! Wahai saudara-saudara babi! Wahai hamba-hamba tagut!”
Mereka menjawab, “Siapa yang mengabarkan keadaan kita kepada Muhammad?”
Kemudian turun ayat ini. “ Ibnu Abbas mengatakan bahwa jika bertemu kaum
mukmin, mereka berkata, “Kami telah berima.” Akan tetapi jika berkumpul dengan
sesamanya, mereka berkata, “Apakah orang-orang Arab berkata tentang hal ini?”
Diriwayatkan pula oleh Ass Saddi bahwa ayat ini turun berkenaan dengan
segolongan yahudi yang beriman kemudian mereka nifak. Ketika beriman, mereka
sering mendatangi orang mukmin Arab dan menceritakan kebenaran Rasulullah saw,
dalam Taurat. (Lubabun Nuqul: 9-10)
QS
Al-Baqarah, 2: 79
Ibnu
Abbas mengatakan bahwa ayat ini turun berkaitan dengan ahli kitab, tepatnya
para pendeta Yahudi yang mendapati dalam kitab Taurat mereka bahwa sifat-sifat
nabi itu matanya bercelak, berambut keriting, dan berwajah tampan. Sifat-sifat
ini sesuai dengan fisik Rasulullah saw. Namun, mereka mengubahnya dengan
mengatakan bahwa dalam Taurat mereka hanya tertulis orang yang berpawakan
tinggi dan berambut lebih kesukuan. (Lubabun
Nuqul: 10)
QS
Al-Baqarah, 2: 89
Dari
Ibnu Abbas, diriwayatkan bahwa kaum Yahudi pada awalnya membuka diri terhadap
Muhammad sebelum pengangkatannya menjadi rasul. Namun, setelah mengetahui bahwa
yang menjadi rasul dari kalangan Arab, mereka pun mendustakannya. Kemudian,
Mu’az bin Jabal, Basyar bin Al-Bara, dan Daud bin Salmah berkata kepada mereka,
“Wahai kalian kaum Yahudi! Bertakwalah kepada Allah dan islam-lah karena
sungguh dahulu kalian telah membukakan hati dan memperlihatkan dukungan kepada
Muhammad. Ketika keadaan kami masih menjadi musyrik pun kalian mengabarkan
bahwa akan ada seorang utusan. Kalian juga memaparkan sifat-sifatnya.”
Akan
tetapi, kemudian Salam bin Miskam dari Yahudi bani Nadlir berkata, “ Dia tidak
memenuhi sifat-sifat yang kami kenal dan tidak pula dia adalah yang kami
sebutkan kepada kalian.” Lalu turunlah ayat ini. (Lubabun
nuqul: 11)
QS
Al-Baqarah, 2: 97
Ibnu
Jarir Ath Thabari menukil sebab turunnya ayat ini berdasarkan ijmak dan hadist
yang menguatkan satu sama lain. Diceritakan Abdurrahman bin Abu Laila berkata
bahwa ada seorang Yahudi dating menemui Umar bin Al Khathab dan berkata,
“Sesungguhnya, Jibril yang sahabt kamu (Muhammad) sebut adalah musuh kami.”
Umar menjawabnya, “Barang siapa yang memusuhi Allah, para malaikat, para rasul,
Jibril, dan Mikail, sungguh dia telah menjadi musuh Allah.” Ibnu Jarir Ath
Thabari mengatakan bahwa ayat ini turun persis dengan apa yang diucapkan Umar. (Lubabun Nuqul: 13)
QS
Al-Baqarah, 2: 102, 104
Diriwayatkan
oleh Ibnu Ishaq dan Ath Thabari bahwa ayat ini diturunkan sebagai jawaban atas
anggapan para pendeta Yahudi yang mengatakan bahwa Muhammad telah mencampurkan
kebenaran dan kebatilan. Dikatakan pula bahwa Sulaiman adalah satu di antara
para nabi dan tidak ada yang mampu menaiki angin kecuali tukang sihir.
Kemudian, Allah menurunkan ayat 102 ini.
Dari
Ibnu Abbas, diriwayatkan bahwa ayat ini turun ketika orang-orang Yahudi
menjadikan ucapan ra’ina sebagai bahan ejekan kepada Rasulullah. Lalu, Sa’ad
bin Mu’adz mengancam siapa saja yang mengucapkan kalimat itu, akan dia bunuh.
Akan tetapi orang-orang Yahudi itu menjawab, “Bukankah kalian sendiri
(orang-orang mukmin) yang mengucapkan kalimat itu?” Lalu, turunlah ayat 104. (Lubabun Nuqul: 13-14)
QS
Al-Baqarah, 2: 109
Huyay
bin Akhthab dan Abu Yasir bin Akhthab adalah orang Yahudi yang sangat memusuhi
dan dengki kepada orang Arab dibandingkan dengan orang Yahudi lainya. Mereka
dengan sekemampuan dan sekuat tenaga berusaha mengembalikan orang-orang dari
keislaman mereka. Lalu, Allah menurunkan ayat ini. (Lubabun Nuqul: 15)
QS
Al-Baqarah, 2: 113
Diriwayatkan
oleh Ibnu Abi Hatim bahwa ayat ini turun berkenaan dengan perdebatan antara
sekelompok Yahudi Madinah dan sekelompok Nasrani dan Najran.
Orang-orang
Yahudi berkata, “Kalian tidaklah berpegang pada suatu kebenaran pun karena
telah kafir kepada isa dan injil.” Orang Nasrani Najran pun berkata, “ Kalian
tidaklah berpegang pada suatu kebenaran pun karena telah kafir kepada Musa dan
Taurat.” (Lubabun Nuqul: 15)
QS
Al-Baqarah, 2: 125
Berkenaan
dengan ayat ini, Imam Al Bukhari dan yang lainnya meriwayatkan bahwa Umar
berkata, “Keinginanku sesuai dan dikabulkan oleh Allah dalam tiga hal.” Salah
satu di antaranya adalah dia berkata kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah,
alangkah sangat ingin aku menjadikan makam Ibrahim ini sebagai tempat shalat.”
Kemudian turunlah ayat ini. Di tempat lain, Ibnu Mirdawaih meriwayatkan dari
Amru bin Maimun bahwa ketika Umar bin Al Khathab berjalan melewati maqam
Ibrahim, dia bertanya kepada Rasulullah, “wahai Rasulullah, bukankah kita
berada di atas maqam kekasih Allah?” Rasulullah bersabda, “Benar.” Lalu, dia
bertanya, “Apakah tempat itu dijadikan sebagai tempat shalat?” Tidak begitu
lama, turunlah ayat ini. (Lubabun Nuqul:
18)
QS
Al-Baqarah, 2: 130
Ayat
ini turun berkenaan dengan Abdullah bin Salam ketika mengajak kedua ponakannya
untuk masuk islam, yaitu Salamah dan Muhajir. Dia berkata, “Kamu berdua telah
mengetahui bahwa Allah berfirman dalam Taurat bahwa Dia akan mengurus nabi dari
keturunan Ismail, bernama Ahmad. Barang siapa beriman, dia mendapat petunjuk
dan, jika dia kafir, akan menapat laknat.” Akan tetapi, Muhajir menolak untuk
beriman. (Lubabun Nuqul: 18)
QS
Al-Baqarah, 2: 135
Diriwayatkan
oleh Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Abbas bahwa Ibnu Suriah berkata kepada Rasulullah,
“Hanya golongan kamilah yang dapat memberikan petunjuk maka ikutilah kami,
wahai Muhammad, niscaya engkau mendapat petunjuk.” Lalu, turunlah ayat ini
sebagai penegasan. (Lubabun Nuqul: 19)
QS
Al-Baqarah, 2: 143
Diriwayatkan
oleh Al Bukhari dan Muslim dari Al Bara bahwa beberapa orang muslim bertanya
kepada Rasulullah. “Banyak kaum muslimin yang telah meninggal sebelum kiblat
beralih dari Baitul maqdis ke Ka’bah. Lalu, kami pun mempertanyakan nasib
merek.” Kemudian, turunlah ayat ini. (Lubabun
Nuqul: 19)
QS
Al-Baqarah, 2: 154
Diriwayatkan
oleh Ibnu Mandah dari Suddi Shagir bahwa Ibnu Abbas berkata, “Bahwasanya ayat
ini turun berkeaan dengan terbunuhnya Tamim dan lainnya di Perang Baddar.” Kendati
menurut Abu Nuaim dan diperkuat oleh As Saddi ayat ini turun berkaitan dengan
terbunuhnya seorang sahabt dan yang dimaksud adalam Umair bin Al Hamam. (Lubabun Nuqul: 19 – 20)
QS
Al-Baqarah, 2: 164
Diriwayatkan
Ibnu Abi Hatim dan Abu Syeikh dari Atha, dia berkata bahwa ketika Rasulullah
saw. di Madinah dan turun ayat 163, orang-orang kafir Quraisy di Mekah
bertanya, “Bagaimanakah Tuhan Yang Maha Esa bisa melayani manusia yang banyak?”
Kemudian, Allah menurunkan ayat 164 ini. (At
Tafsir Al Wajiz ‘ala Hamisil Quranil ‘Azdim: 26)
QS
Al-Baqarah, 2: 174 – 175
Diriwayatkan
oleh Tsa’labi dari Ibnu Abbas yang berkata bahwa ayat ini turn berkenaan dengan
para pembesar dan pendeta Yahudi yang selalu mendapatkan hadiah dan pemberian
yang banyak dari para pengikutnya sehingga mereka berharap nabi yang akan
diutus berasal dari golongan mereka. Maka dari itu, ketika yang diutus adalah
Muhammad saw. yang bukan dari golongan mereka, mereka takut hilangan pendapatan
dan kedudukan sehingga sengaja mengubah sifat-sifat kenabian Muhammad yang ada
pada kitab mereka lalu menyampaikan kepada khalayak ramai bahwa sifat-sifat
dari nabi akhir zaman itu tidaklah sama dengan nabi ini (Muhammad). Kemudian,
Allah menurunkan ayat 174 ini dan Ali Imran ayat 77. (Lubabun Nuqul: 21 -22)
QS
Al-Baqarah, 2: 187
Diriwayatkan
Imam Ahmad dan yang lainnya, dari Muadz bin Jabal, dia berkata, “Para Sahabat
beranggapan bahwa makan, minum, dan bercampur dengan istri diperbolehkan pada
malam bulan ramadhan selama mereka tidak tidur. Kalau sudah tidur kemudian
terjaga, tidak diperbolehkan untuk melakukan itu semua, tapi kemudian Qais bin
Shirmah menyalahinya.” Kemudian turunlah ayat ini yang menjelaskan aturan
makan, minum, dan bercampur pada malam bulan ramadhan. (At Tafsir Al Wajiz ‘ala Hamisili Quranil ‘Azdim: 30)
QS
Al-Baqarah, 2: 194
Dari
Qatadah, diriwayatkan bahwasanya ayat ini turun ketika Rasulullah saw. dan para
sahabat akan melaksanakan umrah. Sesampainya di Hudabiyah, beliau dan para
sahabat mendapat hadangan dari kaum musyrikin lalu dibuatlah perjanjian di
antara kedua pihak. Isi perjanjian itu adalah Rasulullah saw. dan para sahabat
dapat kembali ke Mekah pada tahun berikutnya, sedangkan pada tahun itu mereka
hanya diperkenankan berada disana selama tiga hari. Orang-orang Qurasiy merasa
bangga dapat menghalang-halangi kaum muslimin. Lalu, pada tahun berikutnya pada
bulan yang sama, beliau kembali ke Mekah. Kemudian, turunlah ayat ini sebagai
penjelesan jika kaum musyrikin menghalang-halangi, diperbolehkan memerangi
mereka. (Lubabun Nuqul: 26)
QS
Al-Baqarah, 2: 200
Mujahid
meriwayatkan bahwa sebagain orang-orang Arab ketika kembali dari haji singgah
ke Jamarat (tempat melempar jamrah) dan menyebut-nyebut nenek moyang serta amal
perbuatan mereka. Kemudian, turunlah ayat ini. Ibnu Abbas berkata, “Orang-orang
Arab bisa mendatangi Jamarat ini dan mereka berdoa, `Ya Allah, jadikanlah tahun
ini penuh dengan hujan, panen melimpah, tahun penuh karunia dan kebaikan,`
Namun, mereka tidak menyebutkan sedikit pun urusan akhirat. Lalu, Allah
menurunkan ayat ini.” (Lubabun Nuqul :29)
QS
Al-Baqarah, 2: 204
Dari
As-Saddi, diriwayatkan bahwa kedua ayat ini turun berkenaan dengan seseorang
yang menghadap Rasulullah saw. untuk mendapatkan keislamannya. Orang itu ada
Akhnas bin Syuraiq. Sekembalinya dari Rasulullah saw., dia melewati perkebunan
dan peternakan keledai milik kaum muslimin kemudan membakar kebun beserta
ternak-ternak itu. Kemudian, turunlah ayat ini. (Lubabun Nuqul: 29)
QS
Al-Baqarah, 2: 215
Diriwayatkan
oleh Ibnu Juraij bahwa ayat ini turun ketika sebagian orang mukmin betanya
kepada Rasulullah saw. ke mana mereka menginfakkan harta benda. (Lubabun Nuqul: 30)
QS
Al-Baqarah, 2: 217
Ayat
ini diturunkan ketika pasukan yang diutus Rasulullah saw. berpapasan dengan
Amru bin Hadhrami bersama pasukannya yang baru saja bertolak dari Thaif untuk
menyerang pasukan Rasulullah saw. kemudian, pasukan Amru dan pasukannya serta
merampas harta benda mereka. Padahal, malam itu sudah memasuki awal bulan Rajab
(salah satu bulan diharamkan peperangan) sehingga kaum musyrikin mengecam
tindakan pasukan Rasulullah saw. itu. Mereka berkata, “Sungguh, kalian sudah
berperang pada bulan-bulan yang diharamka. Lalu, Allah menurunkan ayat ini. (Lubabun Nuqul: 31)
QS
Al-Baqarah, 2: 224
Diriwayatkan
dari Ibnu Juraij bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Abu Bakar yang bersumpah
tidak akan memberikan suatu harta (nafkah) kepada Misthah. Menurutnya, Misthah
sempat turut bersama kaum munafik dalam peristiwa haditsul ifki (berita bohong berkaitan dengan Aisyah). Berkenaan
dengan itu, turunlah ayat ini. (Lubabun
Nuqul: 33)
QS
Al-Baqarah, 2: 231
Diriwayatkan
dari Ibnu Abbas bahwa ada seorang laki-laki yang manal istrinya lalu dia rujuk
sebelum masa idah berakhir. Kemudian, dia menceraikannya kembali. Dia bermaksud
membuat istrinya terkatung-katung, sehingga tidak segera menikah dengan laki-laki
lain. Maka dari itu, turunlah ayat ini. (Lubabun
Nuqul: 35)
QS
Al-Baqarah, 2: 238, 245
238.
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dai Mujahid, dia berkata, “Ada beberapa orang yang
mendirikan shalat sambil berbicara, bahkan ada yang memerintahkan yang lain yang
berada disebelahnya untuk melakukan sesuatu. Lalu, turunlah ayat ini. “Zaid bin
Tsabit juga mengatakan bahwa pernah Rasulullah saw. shalat zhuru di suatu
tempat bernama Hujair. Namun, jamaah yang ikut shalat bersamanya hanya satu
atau dua baris saja, sedangkan orang-orang lain di sekitarnya sibuk dengan
teriakan jual-beli mereka. Lalu, Allah menurunkan ayat ini. (Lubabun Nuqul: 36)
245.
Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa ketika turun ayat 261 dari surat Al-Baqarah
yang berkenaan dengan sedekah, Rasulullah saw. berdoa. “Ya Allah, Anugerahkan
kepada umatku tambahan karunia-Mu.” Kemudian, turunlah ayat ini. (Lubabun Nuqul: 37)
QS
Al-Baqarah, 2: 256
Berdasarkan
riwayat Abu Dawud, An Nasa’i, dan Ibnu Hiban dari Ibnu ‘Abbas r.a., diceritakan
bahwa ada seorang perempuan yang bertekad dan berjanji atas dirinya jika dia
mempunyai anak yang terus hidup, anaknya akan dijadikan Yahudi. Tatkala Yahudi
bani Nadlhir diusir dari Madinah, ternyata anak itu ada di antara mereka, kaum
ansar pun berkata, “Kami tidak akan
membiarkan anak-anak kami bersama mereka.” Kemudian, turunlah ayat ini.
Ada
keterangan lain menyebutkan, dari Ibnu Jarir dari ibnu Abbas diceritakan bahwa
ayat ini turun berkenaan dengan seorang
sahabat yang bernama Al Hushain yang bermaksud memaksa anak-anaknya yang masih
menganut Nasrani untuk masuk kepada agama Muhammad saw. akan tetapi, mereka
menolaknya. Lalu turunlah ayat ini. (Lubabun
Nuqul: 37)
QS
Al-Baqarah, 2: 257
Diriwayatkan
dari At Thabrani bahwasanya Abdah bin Abi Lubabah berkata tentang ayat yang
menyatakan ‘Allah sebagai pelindung’. “Mereka
adalah orang-orang yang beriman kepada Nabi Isa a.s. kemudian ketika Muhammad
dating, mereka pun beriman kepadanya.” Ayat ini turun berkenaan dengan mereka.
Dari
Mujahid, dia berkata, “Di antara kaum Isa, ada yang beriman dan ada juga yang
kafir kepadanya. Namun, tatkala Muhammad diutus, orang-orang yang dahulu kafir
terhadap Isa menjadi beriman kepada Muhammad, sedangkan orang-orang yang dahulu
beriman kepada Isa menjadi kufur kepada Muhammad. Lalu, Allah menurunkan ayat
ini (Lubabun Nuqul: 37)
QS
Al-Baqarah, 2: 262
Ayat
ini turun berkaitan dengan Utsman bin Affan dan Abdurrahman bin ‘Auf. Utsman
membiayai seluruh kebutuhan pasukan pada perang Tabuk kemudian Abdurrahman
menginfakkan empat ribu dirham untuk keluarganya. Kemudian, Rasulullah saw.
beroda, “ya Allah! Sesungguhnya Utsman
bin ‘Affan, aku merasa ridha terhadapnya, maka ridlaihah dia oleh-Mu,” Kemudian
beliau berkata kepada Abdurrahman, “Semoga
Allah memberimu berkah terhadap apa yang kamu tinggalkan untuk keluargamu dan
apa yang kamu infakkan.” (At Tafsir Al Wajiz ‘ala Hamisil Quranil ‘Azdim:
45)
QS
Al-Baqarah, 2: 267
Diriwayatkan
dari Jabir bahwasanya Rasulullah saw. memerintahkan orang0orang yang beriman
untuk menunaikan zakat fitrah dengan kurma. Lalu, datanglah seseorang yang
menunaikan zakatnya dengan yang buruk-buruk. Maka dari itu, turunlah ayat ini.
Diriwayatkan pula dari Ibnu Abbas bahwa para sahabat Rasulullah saw. biasa
membeli kurma yang murah kemudian menyedekahkannya. Lalu, turunlah ayat ini. (Lubabun Nuqul: 38)
QS
Al-Baqarah, 2: 271
Daru
Amir Asy Sya’bi, pada suatu waktu dari Umar bin Al Khathab menyedekahkan
separuh dari harta kekayaannya kepada Rasulullah untuk keperluan agam,
Rasulullah bertanya kepadanya, ”Apakah
kamu memikirkan anak keturunan mu yang dating kemudian, wahai Umar!” Dia
menjawab “Aku menyisihkan setengah dari
harta kekayaanku untuk mereka,.” Tapi kemudian Abu Bakar secara diam-diam
telah menyedekahkan seluruh hartanya kepada Rasulullah untuk kepentingan agama,
Rasulullah pun menannyakan hal yang sama kepadanya, Abu Bakar menjawab, “Yang akan mencukupi keluargaku adalah Allah
dan Rasul-Nya.” Mendengar jawaban Abu Bakar, Umar menangis dan berkata, “Demi Allah! Setiap aku berbuat kebajikan,
selalu sahaja kamu tandingi, wahai Abu Bakar!” Ayat ini pada dasarnya
memuji Umar yang bersedekah secara terang-terangan agar dicontoh orang lain,
juga memuji Abu Bakar yang bersedekah secara rahasia, da kedua perbuatan itu
patut dicontoh. (Asbabun Nuzul, Studi
Pendalaman Al-Qura’an: 123)
QS
Al-Baqarah, 2: 278
Ibnu
Abbas meriwayatkan bahwa kedua ayat ini turun berkenaan dengan bani Umar bin
Auf As Saqifi dan bani Mughirah dari bani Makhzum. Keduanya hendak membuat
perjanjian dengan Utab bin Asad, Akir Mekah pada waktu itu. Isi nya berupa permohonan
agar praktik riba di kalangan kedua kabilah tersebut diperbolehkan, sedangkan
semenjak Fathu Makkah, segala macam
praktik riba telah diharamkan. Amir Mekah kemudian meminta saran kepada
Rasulullah saw. Lalu, turunlah ayat ini yang ditegaskan dengan ancaman bagi
yang melanggarnya. (Lubabun Nuqul: 39)
QS
Al-Baqarah, 2: 282
Diriwayatkan
Al Bukhari dari Sufyan bin ‘Uyaniah, dari Ibnu Abi Najih, dari Abdullah bin
Katsir, dari Abu Minhal, dari Ibnu Abbas, pada waktu Rasulullah saw. pertama kali
sampai di Madinah, biasa menyewakan kebunnya dalam satu, dua atau tiga tahun.
Oleh sebab itu, Rasulullah saw. bersabda, “Barang
siapa menyewakan (mengutangkan) sesuatu, hendaklah dengan pertimbangan atau
ukuran tertentu dan dalam jangka waktu yang tertentu pula.” Kemudian, Allah
menurunkan ayat 282 ini sebagai perintah agar setiap kali utang piutang
terjadi, hendaklah ditulis perjanjiannya dan didatangkan saksi untuk menjaga
sengketa yang kemungkinan terjadi kemudian hari. (Asbabun Nuzul, Studi Pendalaman Al-Qur’an: 128)
QS
Al-Baqarah, 2: 285
Dari
Abu Hurairah r.a., diceritakan bahwasanya setelah turunnya ayat 284 yang
menjelaskan bahwa Allah akan memperhitungkan apa yang tampak dan apa yang
disembunyikan hati, para sahabat merasa berat. Bergegas mereka mendatangi
Rasulullah saw.. Sesampainya di hadapan beliau, mereka berkata, “Sungguh, telah turun ayat ini (284)
kepadamu. Namun, kami merasa tidak mampu untuk melaksanakannya .” Kemudian,
Rasulullah saw. menjawab, “Apakah kalian
hendak mengatakan sama halnya yang dikatakan oleh Yahudi dan Nasrani, ‘Kami
mendengar, tetapi tidak mengikutinya.’ Oleh karenanya, katakan, ‘Kami mendengar
dan kami taat. Kami memohon ampunanmu, wahai Tuhan kami. Hanya kepada-Mu kami
kembali.’” (Lubabun Nuqul: 39)