Kamis, 28 November 2019

Ini Makanan Penangkal Wabah 'Black Death' yang Hampir Musnahkan Eropa

Foto: Istimewa
Foto: Istimewa



Salojampu - Wabah black death atau 'Maut Hitam' jadi epidemi yang hampir memusnahkan benua Eropa. Banyak orang dulu yang menggunakan makanan sebagai obat alami dari wabah ini.

Sepanjang sejarah Eropa, nama 'Black Death' begitu populer bahkan mendunia. Wabah Maut Hitam ini, pertama kali melanda benua Eropa pada akhir abad 14. Wabah penyakit ini berhasil membunuh sepertiga populasi orang-orang yang ada di Eropa, hingga sejarahnya tercatat sampai sekarang.

Angka kematiannya bahkan mencapai lebih dari 50 juta jiwa, yang pada saat itu berhasil mengurangi 60% orang-orang yang ada di negara-negara Eropa. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri bernama yersinia pestis, yang ada di dalam kutu tikus.

Setelah kutu habis karena penyakit yang dibawa oleh kutu-kutu ini, para kutu mulai menyerang tubuh manusia, sehingga kematian pun tak terhindarkan. Dulu, banyak orang yang menggunakan berbagai makanan untuk menyembuhkan penyakit mematikan ini.

Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

Saus dari daun mint menjadi obat yang digunakan untuk menangkal hingga membantu menyembuhkan wabah Black Death ini. Dulu daun mint dipercaya dapat menyeimbangkan 'humor', tapi humor yang dimaksud adalah kandungan darah di tubuh.

Untuk membuat keseimbangan pada darah di dalam tubuh, saus mint digunakan di tahun 1200an, untuk menyeimbangkan kandungan darah dengan sentuhan dingin yang ada pada daun mint.

Tapi sayangnya, dulu wabah Black Death ini tidak benar-benar musnah. Bahkan sering muncul dalam waktu yang cepat, sehingga meski sudah diobati dengan saus mint, tapi wabah ini masih menelan korban jiwa.

Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

Air kencing atau urine dulu jadi minuman yang populer kala wabah Black Death menyerang. Pada masa itu, setiap dokter meminta para pasien untuk memberikan sampel air kencing mereka, tapi tujuannya bukan untuk diteliti.

Melainkan beberapa dokter memutuskan bahwa air kencing dari pasien yang terkena wabah ini bisa dimanfaatkan. Banyak pasien yang disuruh untuk mandi dengan air kencing mereka sendiri, setidaknya dua kali sehari.

Anehnya, banyak juga dokter yang meminta para pasien untuk mencari air kencing dari orang yang masih sehat. Sehingga dulu banyak orang yang menjual air kencing mereka, untuk diminum oleh orang lain, dengan harapan dapat menyembuhkan wabah Black Death ini.

Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

Berbagai jenis cuka, terutama cuka apel, populer sebagai bahan makanan yang digunakan saat wabah Black Death berlangsung. Fungsinya tak hanya untuk mengobati para pasien saja, tapi juga untuk menyamarkan aroma tak sedap dari tubuh dan daging yang membusuk.

Cuka apel sendiri sejak dulu dikenal memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh. Pada masa itu dipercaya, bahwa mengonsumsi cuka apel bisa meningkatkan kesehatan. Terkadang cuka apel juga digunakan dalam ramuan obat, atau seringkali diminum langsung.

Tapi fungsi lainnya adalah, menjadi pengharum ruangan alami. Di mana cuka apel digunakan, untuk menyamarkan aroma busuk, dari daging dan jasad-jasad yang bergelimpangan setelah meninggal di wabah ini. 

Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

Dulu dipercaya bahwa bakteri dari wabah Black Death ini bisa dilawan dengan sengatan pedas dari dalam tubuh. Sehingga dulu rempah-rempah yang memiliki rasa pedas, cukup populer dijadikan ramuan obat hingga dicampurkan ke dalam makanan.

Salah satunya ada mustard, yaitu bumbu khas Eropa yang berasal dari biji tanaman sesawi. Selain itu ada juga horseradish, tanaman sejenis lobak yang biasa digunakan sebagai campuran wasabi yang pedas.

Sengatan dari rasa pedas ini dipercaya dapat memancing tubuh mengeluarkan keringat, sehingga racun-racun dan bakteri yang ada di dalam tubuh bisa keluar. Biasanya horseradish ini dicampur dengan air dan sedikit tambahan gula, bahkan dimakan langsung.

Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

Arsenik merupakan racun mematikan yang tidak terdeteksi, dan sering digunakan sebagai alat untuk membunuh orang lain, mirip seperti racun sianida. Tapi dulu, racun ini justru dijadikan ramuan obat untuk melawan wabah Black Death.

Orang-orang China kuno percaya, bahwa arsenik dapat meracuni racun lain dalam tubuh. Sehingga banyak dokter di Eropa yang mulai mencampurkan arsenik, dalam takaran sedikit sebagai obat.

Salah satunya seperti dokter bernama Thomas Lodge, yang menyuruh para pasiennya untuk menaruh kue dari campuran arsenik, ke bagian bawah tangan mereka yang membengkak.

Sembarang