QS
Fussilat, 41: 22
Diriwayatkan
oleh Ahmad dari Ibnu Mas’ud bahwasanya ketika terjadi perdebatan antara tiga
orang dari kaum Quraisy tetang pendengaran Allah terhadap suara yang lirih dan
keras. Lalu, turunlah ayat ini yang menegaskan bahwa Allah mengetahui apa yang
tampak dan tidak tampak. (Lubabun Nuqul:
171)
QS
Fussilat, 41: 30
Diriwayatkan
dari Ibnu Abbas, ayat ini turun berkenaan dengan Abu Bakar r.a. ketika
orang-orang musyrik berkata, “Tuhan kami Allah, malaikat putrinya, adalah
penolong kami di sisi Allah.” Demikian pula orang-orang Yahudi berkata, “Tuhan
kami Allah, Uzein putranya, dan Muhammad bukan seorang nabi.” Mereka semua
tidak pada jalan yang benar. Oleh karena itu, Abu Bakar berkata, “Tuhan kita
satu, Allah semata, tiada sekutu baginya, Muhammad hamba dan utusan-Nya.” Dia
(Abu Bakar) pun pada jalan yang benar. (At
Tafsir Al Wajiz ‘ala Hamisil Quranil ‘Adzim: 481)
QS
Fussilat, 41: 40
Diriwayatkan
dari Ibnu Mundzir bahwa terjadi perdebatan antara Abu Jahal dan Ammar bin
Yasir. Keduanya saling berpegang teguh pada pendapatnya masing-masing. Ayat ini
juga menjelaskan perbedaan antara dua orang bahwa yang satu akan dimasukkan ke
dalam Neraka Jahanam dan yang lain akan dimasukkan ke dalam surga. (Lubabun Nuqul: 171)
QS
Fussilat, 41: 51
Ayat
ini menerangkan kebaiasan orang-orang kafir, di antara mereka adalah Walid bin
Mughirah dan Utbah bin Rabi’ah. Jika mendapat kenikmatan, mereka sombong dan
enggan mengikuti apa yang diserukan Rasulullah. Padahal, hanya Allah semata
yang memberi nikmat. Namun, ketika mendapat kesulitan, mereka meminta
pertolongan. (At Tafsir Al Wajiz ‘ala
Hamisil Quranil ‘Adzim: 483)